Opini No 9 Ahok Pilih Jalur Parpol.so What Now??

  
 Belakangan ini pemberitaan media mengenai pilgub jakarta sedang marak maraknya.Salah satu sorotan utama media adalah mengenai keputusan Ahok untuk memilih jalur parpol.Sebagian mendukung langkah ahok untuk maju melalui jalur ini,namun banyak juga yang mengkritik bahwa jalur parpol yang dipilih ahok dapat diartikan bahwa ahok telah mengkhianati pemilihnya yang menginginkannya masuk melalui jalur independen.Terkait dengan masalah ini,ahok sendiri berkilah bahwa tujuan pengumpulan KTP untuk dirinya adalah wujud pembuktian bahwa rakyat Jakarta masih menginginkanya sebagai gubernur Jakarta di periode berikutnya.
           Pada Kesempatan kali ini kita akan mencoba menilik sedikit tentang keputusan ahok ini dan mereka reka tentang bagaimana keputusan ini akan berdampak terhadap ahok secara individu maupun rakyat jakarta secara komunal.Pembahasan terkait topik ini akan kita coba kuliti secara lebih mendalam dan oleh karena itu saya akan membagi topik pembahasan itu dalam beberapa sub pembahasan dibawah ini.

       1.Kenapa Jalur Parpol
              Jalur parpol pada dasarnya merupakan jalur termudah bagi ahok untuk mendapatkan kursi   gubernur Jakarta kembali,namun pertanyaanya adalah apakah hanya itu alasan ahok memilih jalur  ini?saya rasa tidak.Saya menduga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ahok memilih jalur  ini.Setidaknya saya menemukan bahwa tantangan dari partai politik itu sendirilah yang pada akhirnya memaksa ahok untuk kembali ke sistem lama ini.
              Tantangan dari partai politik yang saya maksudkan dapat berupa penjegalan terhadap karier politik ahok sendiri.Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana ahok diperiksa KPK terkait kasus Rumah Sakit Sumber Waras dan sengketa reklamasi pulau buatan di daerah teluk Jakarta.Tuduhan tuduhan ini saya melihatnya lebih pada upaya lawan politik ahok untuk mengakhiri karier politik ahok.Apakah hal membuktikan bahwa ahok tidak bersalah dalam kedua sengketa kasus tersebut?saya tidak dapat mengatakan demikian,selalu ada kemungkinan bahwa ada tawar menawar politik didalam kasus tersebut.Selalu ada kemungkinan bahwa hal tersebut adalah kartu as yang dimiliki oleh para elit politik untuk “membujuk ahok” agar mau disokong oleh partai yang tentunya selalu meminta pamrih (meskipun ahok bilang tidak ada yang seperti itu).
             Kita tentunya belajar dari pengalaman banyak tokoh terkenal di  Negara kita yang begitu lantang menyuarakan kebenaran namun kemudian hilang atau secara ajaib terkena kasus tertentu,semisal masalah korupsi di tubuh Polri yang dilaporkan oleh Susno duadji,pemberantasan korupsi oleh Antasari Azhar,Bambang Widjojanto,Abraham Samad dan masih banyak nama lainya yang tiba tiba hilang bak ditelan bumi padahal sebelumnya mereka ini adalah tokoh tokoh yang dianggap jujur dan lantang menyuarakan kebenaran.


           2.Akibat Jalur Independen
              Dari point pertama yang saya telah sampaikan terlihat bahwa tantangan utama ahok masuk melalui jalur independen adalah partai politik.Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa besar dampaknya ketika ahok memilih jalur independen terhadap partai politik.Jawaban dari pertanyaan itu singkat “sangat besar”.Keikutsertaan seseorang melalui calon independen pada dasarnya bukanlah sesuatu yang baru di Negara kita,namun tingkat keberhasilan calon independen boleh dikatakan nol besar.Ketika ahok diprediksi memilih jalur ini muncul kekhawatiran dari partai politik,karena tingkat elektabilitas ahok yang lumayan tinggi.
              Dampak yang ditimbulkan oleh ahok jika nantinya memilih jalur ini dan terpilih melalui jalur ini tidak hanya akan berpengaruh terhadap ahok saja namun juga calon calon berikutnya.Kekhawatiran partai politik adalah ketika jalur yang ditempuh ahok akan menjadi pemicu banyak calon calon (baik dalam level gubernur,bupati dll) untuk mengikuti jejak ahok.Kekhawatiran partai politik  ini cukup logis karena kekuatan partai politik terletak pada kader kadernya dan jika kadernya lebih memilih untuk mengusung jalur independen maka eksistensi dari parpol itu sendiri akan terancam.
            3.Pembelajaran Kedepan
             Dengan keputusan ahok untuk mengikuti jalur parpol terdapat beberapa pembelajaran yang dapat kita petik.Pembelajaran ini tidak hanya untuk parpol namun juga bagi pendukung ahok (Kawan ahok) dan masyarakat secara umum.
             Bagi partai politik tentunya kejadian ini seharusnya memberikan kesadaran bahwa paradigma parpol sebagai mesin kekuasaan perlu mengalami perubahan.Paradigma yang harus dibangun kedepanya adalah bagaimana parpol juga dapat mengedukasi tingkat kesadaran masyarakat umum tentang kesadaran berpolitik.Kesadaran berpolitik tidak saja dimaknai dengan kesadaran mengikuti pemilu saja namun lebih dari itu mendorong masyarakat sebagai warga Negara untuk mengetahui hak dan kewajibanya.Hal ini bertujuan untuk memperpendek jurang pemisah antara parpol dan masyarakat yang begitu lebar.
            Bagi kawan ahok yang telah sukarela menyerahkan KTPnya kepada ahok,harus berlapang dada karena itulah keputusan dari ahok.Hal yang perlu menjadi focus utama adalah bahwa tujuan kawan ahok sendiri untuk membuktikan bahwa ahok dapat maju meskipun lewat jalur independen telah tercapai dan mampu menimbulkan kegelisahan di tubuh parpol di Indonesia.
           Bagi Masyarakat Umum secara bijak seharusnya dapat melihat ini sebagai sebuah pembelajaran agar kita mulai dapat menyadari hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara.Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hak dan kewajibanya tidak akan mudah tertipu janji manis parpol dan parpol sendiri akan merasa terawasi oleh masyarakat dan pada akhirnya berujung pada perbaikan diri parpol.
            Pada akhirnya kita telah melihat bagaimana kekuatan rakyat berbicara pada hari ini.Kita melihat bagaimana ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol telah sedemikian tinggi.Meskipun ahok memilih jalur parpol,namun dengan gerakan pengumpulan sejuta KTP tersebut dapat melecut parpol untuk membenahi dirinya.


  Belakangan ini pemberitaan media mengenai pilgub jakarta sedang marak maraknya.Salah satu sorotan utama media adalah mengenai keputusan Ahok untuk memilih jalur parpol.Sebagian mendukung langkah ahok untuk maju melalui jalur ini,namun banyak juga yang mengkritik bahwa jalur parpol yang dipilih ahok dapat diartikan bahwa ahok telah mengkhianati pemilihnya yang menginginkannya masuk melalui jalur independen.Terkait dengan masalah ini,ahok sendiri berkilah bahwa tujuan pengumpulan KTP untuk dirinya adalah wujud pembuktian bahwa rakyat Jakarta masih menginginkanya sebagai gubernur Jakarta di periode berikutnya.
           Pada Kesempatan kali ini kita akan mencoba menilik sedikit tentang keputusan ahok ini dan mereka reka tentang bagaimana keputusan ini akan berdampak terhadap ahok secara individu maupun rakyat jakarta secara komunal.Pembahasan terkait topik ini akan kita coba kuliti secara lebih mendalam dan oleh karena itu saya akan membagi topik pembahasan itu dalam beberapa sub pembahasan dibawah ini.

       1.Kenapa Jalur Parpol
              Jalur parpol pada dasarnya merupakan jalur termudah bagi ahok untuk mendapatkan kursi   gubernur Jakarta kembali,namun pertanyaanya adalah apakah hanya itu alasan ahok memilih jalur  ini?saya rasa tidak.Saya menduga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ahok memilih jalur  ini.Setidaknya saya menemukan bahwa tantangan dari partai politik itu sendirilah yang pada akhirnya memaksa ahok untuk kembali ke sistem lama ini.
              Tantangan dari partai politik yang saya maksudkan dapat berupa penjegalan terhadap karier politik ahok sendiri.Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana ahok diperiksa KPK terkait kasus Rumah Sakit Sumber Waras dan sengketa reklamasi pulau buatan di daerah teluk Jakarta.Tuduhan tuduhan ini saya melihatnya lebih pada upaya lawan politik ahok untuk mengakhiri karier politik ahok.Apakah hal membuktikan bahwa ahok tidak bersalah dalam kedua sengketa kasus tersebut?saya tidak dapat mengatakan demikian,selalu ada kemungkinan bahwa ada tawar menawar politik didalam kasus tersebut.Selalu ada kemungkinan bahwa hal tersebut adalah kartu as yang dimiliki oleh para elit politik untuk “membujuk ahok” agar mau disokong oleh partai yang tentunya selalu meminta pamrih (meskipun ahok bilang tidak ada yang seperti itu).
             Kita tentunya belajar dari pengalaman banyak tokoh terkenal di  Negara kita yang begitu lantang menyuarakan kebenaran namun kemudian hilang atau secara ajaib terkena kasus tertentu,semisal masalah korupsi di tubuh Polri yang dilaporkan oleh Susno duadji,pemberantasan korupsi oleh Antasari Azhar,Bambang Widjojanto,Abraham Samad dan masih banyak nama lainya yang tiba tiba hilang bak ditelan bumi padahal sebelumnya mereka ini adalah tokoh tokoh yang dianggap jujur dan lantang menyuarakan kebenaran.


           2.Akibat Jalur Independen
              Dari point pertama yang saya telah sampaikan terlihat bahwa tantangan utama ahok masuk melalui jalur independen adalah partai politik.Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa besar dampaknya ketika ahok memilih jalur independen terhadap partai politik.Jawaban dari pertanyaan itu singkat “sangat besar”.Keikutsertaan seseorang melalui calon independen pada dasarnya bukanlah sesuatu yang baru di Negara kita,namun tingkat keberhasilan calon independen boleh dikatakan nol besar.Ketika ahok diprediksi memilih jalur ini muncul kekhawatiran dari partai politik,karena tingkat elektabilitas ahok yang lumayan tinggi.
              Dampak yang ditimbulkan oleh ahok jika nantinya memilih jalur ini dan terpilih melalui jalur ini tidak hanya akan berpengaruh terhadap ahok saja namun juga calon calon berikutnya.Kekhawatiran partai politik adalah ketika jalur yang ditempuh ahok akan menjadi pemicu banyak calon calon (baik dalam level gubernur,bupati dll) untuk mengikuti jejak ahok.Kekhawatiran partai politik  ini cukup logis karena kekuatan partai politik terletak pada kader kadernya dan jika kadernya lebih memilih untuk mengusung jalur independen maka eksistensi dari parpol itu sendiri akan terancam.
            3.Pembelajaran Kedepan
             Dengan keputusan ahok untuk mengikuti jalur parpol terdapat beberapa pembelajaran yang dapat kita petik.Pembelajaran ini tidak hanya untuk parpol namun juga bagi pendukung ahok (Kawan ahok) dan masyarakat secara umum.
             Bagi partai politik tentunya kejadian ini seharusnya memberikan kesadaran bahwa paradigma parpol sebagai mesin kekuasaan perlu mengalami perubahan.Paradigma yang harus dibangun kedepanya adalah bagaimana parpol juga dapat mengedukasi tingkat kesadaran masyarakat umum tentang kesadaran berpolitik.Kesadaran berpolitik tidak saja dimaknai dengan kesadaran mengikuti pemilu saja namun lebih dari itu mendorong masyarakat sebagai warga Negara untuk mengetahui hak dan kewajibanya.Hal ini bertujuan untuk memperpendek jurang pemisah antara parpol dan masyarakat yang begitu lebar.
            Bagi kawan ahok yang telah sukarela menyerahkan KTPnya kepada ahok,harus berlapang dada karena itulah keputusan dari ahok.Hal yang perlu menjadi focus utama adalah bahwa tujuan kawan ahok sendiri untuk membuktikan bahwa ahok dapat maju meskipun lewat jalur independen telah tercapai dan mampu menimbulkan kegelisahan di tubuh parpol di Indonesia.
           Bagi Masyarakat Umum secara bijak seharusnya dapat melihat ini sebagai sebuah pembelajaran agar kita mulai dapat menyadari hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara.Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hak dan kewajibanya tidak akan mudah tertipu janji manis parpol dan parpol sendiri akan merasa terawasi oleh masyarakat dan pada akhirnya berujung pada perbaikan diri parpol.
            Pada akhirnya kita telah melihat bagaimana kekuatan rakyat berbicara pada hari ini.Kita melihat bagaimana ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol telah sedemikian tinggi.Meskipun ahok memilih jalur parpol,namun dengan gerakan pengumpulan sejuta KTP tersebut dapat melecut parpol untuk membenahi dirinya.





Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Opini No 9 Ahok Pilih Jalur Parpol.so What Now??"

Post a Comment